#SSS 15: Terharu Ketulusan Sang Kakek

#SSS (Sedekah Super Story) kiriman Riezka Sari (@RiezkaSari / riezka_sari@yahoo.co.id)

.

Salam kenal Assad, saya tahu kamu karena dulu saya kakak kelasmu di Al-Azhar dan beberapa circle pertemanan lainnya yang akhirnya membuat saya tahu assad 🙂

.

Oke, kita mulai cerita dahsyat sedekah saya. Demi Allah setiap cerita tentang keajaiban sedekah yang saya alami, saya bahkan sudah merasakannya sebelum saya lakukan secara nyata alias baru niat aja.

.

Saat kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya, saya menemukan berbagai macam variasi manusia dengan latar belakang social budaya ekonomi yang tentunya berbeda-beda. Saya bertemu dengan lingkungan pertemanan yang baik dan senang bersedekah. Saat itu, setiap sedekah niat saya hanya membantu, dan tidak pernah ‘ngeh’ dengan efek sedekah itu. Saya hanya merasakan senang jika bisa membantu orang lain dan melihat mereka bahagia dengan bantuan tersebut.

.

Dulu waktu kuliah, saya lebih di ngeh-in sama Allah Swt sama efek dari Shalat Dhuha. Meskipun begitu, saya tetap sedekah, besar ataupun kecil, dan yang pasti saya bahagia melihat orang-orang di sekitar saya terbantu. Sama sekali tidak mengharapkan balasan apa pun dari Allah Swt kecuali pahala.

.

Hingga akhirnya saya menikah dengan lelaki yang juga ringan tangan membantu orang. Di sinilah saya mulai merasakan efek dari balasan Allah Swt tersebut. Banyak sebetulnya hal-hal mengenai sedekah dan balasan-Nya pada saya, tapi saya akan menceritakan kejadian haru yg sampai membuat saya menitikkan air mata.

.

Suatu pagi, saya hendak berangkat kantor. Tiba-tiba datanglah seorang kakek renta, membopong peralatan gunting rumput. Kakek itu meminta pekerjaan pada saya, tetapi saat itu keadaan taman saya sudah sangat rapi. Saya pikir untuk apa kakek renta itu bekerja untuk taman saya. Saya bilang pada kakek tersebut, “Kakek maaf, taman saya sudah sangat rapi kek, bagaimana kalo kakek datang 2-3 hari lagi, mungkin rumputnya sudah tinggi.”

.

Kakek itu menjawab, “Kakek udah muter-muter dari galaxy sampai sini (rumah saya di Kemang Pratama) belum dapet kerjaan satu pun Bu.” Mulai hati ini teriris. Kakek yang sudah renta itu masih niat cari kerjaan, masya Allah.. Akhirnya saya buka pintu mobil dan ambil uang seada-adanya di dompet tinggal 20ribu.

.

Saya menyesal, kenapa kok uang ya tinggal 20ribu. Tapi bismillah saya doakan itu berkah buat kakek dan saya. Saya berikan uang 20ribu itu kepada si kakek, “Kek, ini ada sedikit uang untuk kakek sekedar makan, kakek gak usah kerjain rumah saya, ini anggep aja saya bayar usaha kakek ya. Maaf ya kek cuma bisa kasih seadanya.” Sang kakek sangat berterima kasih, sampai akhirnya ia pamit pergi.

.

Beberapa hari kemudian, saya tersentak kaget dan tidak percaya. Tidak pernah saya mengalami hal ini sebelumnya. Kakek itu kembali lagi. Saya pikir kakek itu mau motong rumput saya. Tapi ternyata apa yang saya dapati saat keluar rumah dan membukakan pintu, si kakek malah menyodorkan 3kg karung isi bawang merah.

.

Sontak air mata saya menetes deras. Saya begitu terharu, “Yaa Allah, kakek ini begitu sayang sama saya, saya tidak berharap apa-apa dari beliau.” Tapi tiba-tiba beliau datang hanya sekedar untuk memberikan buah tangan dari kemarin dia habis pulang kampung.

.

Begitu saya tanya, “Kakek mau motongin rumput saya kek?” Jawab si kakek, “Gak Bu, kakek udah janji sama orang buat rapiin taman dia, saya ke sini cuma buat anter bawang dari kampong untuk Ibu, masih seger-seger Bu.” Masya Allah saya betul-betul terharu dengan kebaikan dan ketulusan si kakek.

.

Sampai sekarang ini kakek itu kerap datang ke rumah saya, sekedar memberikan telor asin, beras ketan atau hasil bumi lainnya dari kampungnya. Alhamdulillah saya juga tetap memberikan sedekah untuknya, terkadang dengan jumlah yang lebih besar dan kadang memberikan barang yangg masih bagus untuk dikenakannya.

.

Sedekah memang sungguh luar biasa, dan tidak harus selalu dibalas dengan bentuk materi. Dari sebuah sedekah sederhana, saya bisa mendapatkan seorang saudara seiman yang baru yang saya tidak tahu siapa dia sebelumnya. Seorang saudara baru yang mendoakan saya dan kerap berkunjung ke rumah saya. Bagi saya, itu jauh lebih berharga dari sekedar materi.

.

Setiap saya sedekah, saya selalu merasakan kebahagiaan yang luar biasa dan tidak pernah takut kehabisan uang untuk terus membantu orang dalam hal apapun. Saya yakin ridho Allah Swt selalu bersama saya. Alhamdulillah, semua balasan-Nya selalu benar adanya seperti apa yang saya yakini. Allahuakbar..

.

*** THE END ***

Bagi teman-teman yang punya cerita dahsyatnya sedekah dan ingin berbagi inspirasi dengan yang lain, silahkan kirim ke muh_assad@yahoo.com dengan subject #SSS – (Judul Cerita). Saya akan posting di blog ini dan yang menarik akan dimasukkan ke dalam buku Notes From Qatar 2.

.

Regards,

@MuhammadAssad